Membangun Pertanian Dengan Data -->

Advertisement

Membangun Pertanian Dengan Data

Senin, 01 Oktober 2018

Aktualpos.com - Berdasar pada janji kampanye Bupati baru Bojonegoro bahwa salah satunya ingin fokus membangun pertanian. Salah satu janji kampanye tersebut sangat tepat karena 39,74% penduduk Bojonegoro adalah bekerja sebagai petani dengan luas lahan persawahan 78 677 dan kuas kahan tegalan (bps, 2018).

Supaya pembangunan pertanian tepat sasaran dan berkelanjutan maka salah satu bagian yg perlu di perbaiki adalah tentang data. Data yg tersaji dengan baik dan tepat bisa menjadi dasar pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah Kabupaten Bojonegoro membuat kebijakan yg tepat yang secara langsung akan berefek baik bagi petani di Bojonegoro sehingga akan meningkat kesejahteraan petani. Data yg salah dan tidak tersaji kurang baik akan menjadikan kebijakan apapun pasti tidak tepat sasaran, sehingga kebijakan apapun yg di ambil pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani tidak ada hasilnya.

Berdasarkan hal di atas pekerjaan awal yg harus dilakukan di rezim pemerintahan baru bojonegoro periode 2018-2023 adalah memperbaiki data pertanian. Sebenarnya rezim pemerintah lama jg sudah mempunyai data mengenai pertanian, akan tetapi data tersebut harus secara rutin diperbaiki karena perkembangan penduduk selalu dinamis. Data petani yg perlu di perbaiki menyangkut demografi petani, luas lahan yg dimiliki petani, status kepemilikan lahan dll.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pendataan pertanian perlu memanfaatkan teknologi tersebut supaya bisa mendapatkan data yg lebih cepat, tepat, dan akurat. Hal penting lain dengan memanfaatkan teknologi dalam pendataan petani adalah beberapa pihak yang berkepentingan dengan pertanian bisa mempercayai dan memanfaatkan data tersebut untuk mendukung perkembangan pertanian. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam perkembangan pertanian antara lain perbankan, produsen sapronak, pengusaha dll.

Pihak perbankan bisa menyalurkan kredit ke petani dengan tepat sasaran walaupun petani tidak mempuyai jaminan berupa sertifikat tanah. Seperti kita ketahui bersama sangat jarang petani yang mensertifikatkan tanahnya sehingga perbangkan sangat susah menyalurkan kreditnya. Dengan memanfaatkan teknologi pendataan diharapkan perbankan bisa menggunakan teknologi tersebut untuk penyaluran kredit. Pengusaha akan mengetahui berapa jumlah persis hasil produksi hasil pertanian dengan disertai lokasi produksi pertanian tersebut. Produsen sapronak akan mengetahui berapa kebutuhan sapronak pada tiap tiap petani.

Awaludin Ridwan
1. Pegiat PATRA BOJONEGORO
2. Dosen Agribisnis Politeknik Pertanian dan Peternakan MAPENA